This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Services
Translation, Interpreting, Subtitling
Expertise
Specializes in:
Religion
Cosmetics, Beauty
Also works in:
Business/Commerce (general)
Textiles / Clothing / Fashion
Economics
Cooking / Culinary
Poetry & Literature
Food & Drink
Tourism & Travel
Mining & Minerals / Gems
General / Conversation / Greetings / Letters
Finance (general)
Medical: Health Care
Computers (general)
Telecom(munications)
Folklore
Marketing
Management
Furniture / Household Appliances
History
Science (general)
Social Science, Sociology, Ethics, etc.
Agriculture
Government / Politics
Linguistics
Transport / Transportation / Shipping
Meteorology
Journalism
Cinema, Film, TV, Drama
Environment & Ecology
Printing & Publishing
Medical (general)
More
Less
Portfolio
Sample translations submitted: 1
English to Indonesian: THE DOLL AND THE ROSE General field: Other
Source text - English I was walking around in a Target store, when I saw a Cashier hand this little boy some money back. The boy couldn't have been more than 5 or 6 years old. The Cashier said, 'I'm sorry, but you don't have enough money to buy this doll.' Then the little boy turned to the old woman next to him :''Granny, are you sure I don't have enough money?'' The old lady replied: ''You know that you don't have enough money to buy this doll, my dear.''
Then she asked him to stay there for just 5 minutes while she went to look around. She left quickly. The little boy was still holding the doll in his hand. Finally, I walked toward him and I asked him who he wished to give this doll to. 'It's the doll that my sister loved most and wanted so much for Christmas. She was sure that Santa Claus would bring it to her. 'I replied to him that maybe Santa Claus would bring it to her after all, and not to worry.
But he replied to me sadly. 'No, Santa Claus can't bring it to her where she is now. I have to give the doll to my mommy so that she can give it to my sister when she goes there.'
His eyes were so sad while saying this. 'My Sister has gone to be with G o d. Daddy says that Mommy is going to see God very soon too, so I thought that she could take the doll with her to give it to my sister.''
My heart nearly stopped. The little boy looked up at me and said: 'I told daddy to tell mommy not to go yet. I need her to wait until I come back from the mall.'
Then he showed me a very nice photo of him where he was laughing. He then told me 'I want mommy to take my picture with her so she won't forget me.' 'I love my mommy and I wish she doesn't have to leave me, but daddy says that she has to go to be with my little sister.'
Then he looked again at the doll with sad eyes, very quietly. I quickly reached for my wallet and said to the boy. 'Suppose we check again, just in case you do have enough money for
the doll?'' 'OK' he said, 'I hope I do have enough.' I added some of my money to his without him seeing and we started to count it. There was enough for the doll and even some spare money.
The little boy said: 'Thank you God for giving me enough money!' Then he looked at me and added, 'I asked last night before I went to sleep for God to make sure I had enough money to buy this doll, so that mommy could give It to my sister. He heard me!''
'I also wanted to have enough money to buy a white rose for my mommy, but I didn't dare to ask God for too much. But He gave me enough to buy the doll and a white rose.'' 'My mommy loves white roses.' A few minutes later, the old lady returned and I left with my basket.
I finished my shopping in a totally different state from when I started. I couldn't get the little boy out of my mind. Then I remembered a local newspaper article two days ago, which mentioned a drunk man in a truck, who hit a car occupied by a young woman and a little girl.
The little girl died right away, and the mother was left in a critical state. The family had to decide whether to pull the plug on the life-sustaining machine, because the young woman would not be able to recover from the coma. Was this the family of the little boy?
Two days after this encounter with the little boy, I read in the newspaper that the young woman had passed away. I couldn't stop myself as I bought a bunch of white roses and I went to the funeral home where the body of the young woman was exposed for people to see and make last wishes before her burial. She was there, in her coffin, holding a beautiful white rose in her hand with the photo of the little boy and the doll placed over her chest....I left the place, teary-eyed, feeling that my life had been changed forever...... The love that the little boy had for his mother and his sister is still, to this day, hard to imagine. And in a fraction of a second, a drunk driver had taken all this away from him.
Translation - Indonesian Saya sedang berjalan di sekitar Toko Target, ketika saya melihat seorang kasir mengembalikan sejumlah uang untuk seorang anak laki-laki. Kata kasir tersebut,” Maaf, tapi uangmu tidak cukup untuk membeli boneka ini.” Lalu si anak laki-laki itu menoleh kepada wanita tua yang ada di dekatnya: “ Nenek, apakah benar saya tidak punya cukup uang?” Si wanita tua itu menjawab: “ Kamu tahu bahwa kamu tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini, Sayang.”
Lalu dia meminta anak laki-laki itu untuk diam di situ selama 5 menit sementara dia melihat-lihat. Wanita itu cepat-cepat pergi. Anak laki-laki itu masih memegang boneka tersebut di tangannya. Akhirnya, saya berjalan ke arahnya, dan bertanya untuk siapa boneka itu ingin dia berikan. “ Ini adalah boneka yang sangat disukai adik perempuan saya dan dia sangat menginginkannya sebagai hadiah Natal. Dia begitu yakin kalau Santa Claus akan memberikannya.” Saya menjawabnya bahwa kalau begitu mungkin Santa Claus nanti juga akan membawakannya, dan dia tidak perlu khawatir.
Tapi dia menjawab saya dengan sedih, “ Tidak bisa, Santa Claus tidak bisa membawakan boneka ini untuk adik saya di tempat di mana dia berada sekarang. Saya harus menitipkan boneka ini pada Mama saya supaya dia bisa memberikannya untuk adik ketika Mama pergi ke sana.”
Dia hampir menangis ketika mengatakan hal ini. “ Adik saya telah pergi menghadap Tuhan. Kata Papa, Mama juga akan segera menghadap Tuhan, jadi saya pikir mungkin Mama bisa membawa boneka ini bersamanya untuk diberikan pada Adik.”
Saya tersentak mendengarnya. Anak laki-laki tersebut mendongak untuk melihat saya lalu berkata : ‘ Saya mengatakan pada Papa untuk memberitahu Mama supaya jangan pergi dulu. Saya minta dia menunggu sampai saya kembali dari mall.’
Lalu dia menunjukkan saya selembar fotonya dengan pose tertawa. Kemudian dia berkata pada saya “ Saya juga ingin Mama membawa foto saya supaya dia tidak akan melupakan saya. Saya sangat sayang pada Mama dan berharap dia tidak harus meninggalkan saya, tapi kata Papa dia harus bersama adik perempuan saya.”
Lalu diam-diam dia melihat boneka itu lagi dengan mata sedih. Saya cepat-cepat memegang dompet saya dan berkata pada anak laki-laki itu.” Mungkin sebaiknya kita periksa lagi, siapa tahu uangmu cukup untuk membeli boneka itu?” “Baiklah,” katanya, ” Mudah-mudahan saya memang punya cukup uang.’ Saya menyelipkan uang tanpa sepengetahuan anak itu kemudian kami mulai menghitungnya. Ada cukup uang untuk membeli boneka itu dan bahkan ada sisanya.
Anak laki-laki kecil itu lalu berkata: “ Terima kasih Tuhan karena telah memberi saya cukup uang!” Lalu dia melihat saya dan menambahkan, “ Semalam sebelum tidur saya berdoa semoga Tuhan memberi saya cukup uang untuk membeli boneka ini, jadi Mama bisa memberikannya pada Adik. Dan Dia menjawab doa saya!”
“ Sebenarnya saya juga ingin memiliki cukup uang untuk membeli setangkai bunga Mawar putih untuk Mama, tapi tidak berani meminta terlalu banyak dari Tuhan. Tapi sekarang Dia memberi saya cukup uang untuk membeli keduanya: boneka dan setangkai bunga Mawar putih. Mama saya sangat suka bunga Mawar putih.” Beberapa menit kemudian si wanita tua kembali dan saya pergi dengan keranjang saya.
Saya menyelesaikan kegiatan berbelanja saya dengan keadaan yang benar-benar berbeda dari saat ketika saya memulainya. Saya tidak bisa berhenti memikirkan si anak laki-laki tadi. Lalu saya ingat pernah membaca sebuah artikel di salah satu koran lokal dua hari lalu tentang seorang sopir truk mabuk yang menabrak sebuah mobil berpenumpang seorang wanita muda dan seorang anak perempuan kecil.
Si anak perempuan tewas seketika sementara ibunya selamat, tapi dalam keadaan kritis. Keluarga mereka terpaksa harus memutuskan untuk mencabut mesin penyambung nyawa, mempertimbangkan wanita muda itu tidak akan bisa pulih dari keadaan komanya. Apakah ini keluarga si anak laki-laki tadi?
Dua hari setelah perjumpaan dengan anak laki-laki itu, saya membaca di koran bahwa akhirnya si wanita muda itu meninggal dunia. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak pergi ke rumah duka dengan seikat bunga Mawar putih, jadi saya pergi ke rumah duka tempat jenazah wanita itu disemayamkan dan diperlihatkan pada para pelayat sehingga mereka bisa mendoakannya sebelum dia dikubur. Dia terbaring di sana, di dalam peti matinya, memegang setangkai bunga Mawar putih yang cantik di tangannya, juga ada foto anak laki-laki itu serta boneka yang diletakkan di atas dadanya…..Saya meninggalkan tempat itu dengan berlinang air mata, merasa bahwa hidup saya sudah diubah selamanya…..Cinta yang dimiliki anak itu untuk Mama dan adik perempuannya sampai hari ini masih sulit untuk dibayangkan. Dan dalam hitungan detik, seorang sopir yang mabuk telah merenggut hal ini darinya.
More
Less
Experience
Years of experience: 30. Registered at ProZ.com: Apr 2013.