Indonesian to Japanese: Regulation of Minister Of The Environment General field: Other Detailed field: Environment & Ecology | |
Source text - Indonesian PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 21 TAHUN 2008
TENTANG
BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN /ATAU
KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1.
Pembangkit Tenaga Listrik Termal adalah suatu kegiatan yang memproduksi tenaga listrik dengan menggunakan bahan bakar padat, cair, gas, campuran antara padat, cair, dan/atau gas, atau uap panas bumi.
3.
Pusat Listrik Tenaga Gas yang selanjutnya disingkat PLTG adalah suatu kegiatan yang memproduksi tenaga listrik dengan menggunakan bahan bakar minyak atau gas yang menghasilkan gas dari hasil pembakaran yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang seporos dengan generator sehingga membangkitkan tenaga listrik.
7.
Perencanaan adalah proses kegiatan rancang bangun yang dilakukan untuk melaksanakan pembangunan fisik usaha dan/atau kegiatan pembangkitan tenaga listrik.
Pasal 3
Setiap usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal wajib menaati baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal.
Pasal 4
(1)
Baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terndiri atas :
b.
baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi usaha dan/atau kegiatan PLTG sebagaimana tercantum dalam Lampiran II A dan Lampiran II B;
(2)
Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
Bagi usaha dan/atau kegiatan unit pembangkit tenaga listrik termal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) yang :
c.
perencanaannya disusun dan beroperasi setelah ditetapkannya Peraturan Menteri ini berlaku baku mutu emisi sebagaimana tercantum dalam Lampiran B.
Pasal 6
(1)
Pada kondisi normal, baku mutu emisi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini setiap saat tidak boleh dilampaui.
(2)
Bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal yang menggunakan cerobong yang memasang Continuous Emission Monitoring System (CEMS), baku mutu emisi dapat dilampaui sampai batas 5% (lima persen) dari data rata-rata harian selama 3 (tiga) bulan waktu operasi.
Pasal 8
Apabila hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) atau rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal mensyaratkan baku mutu emisi lebih ketat dari baku mutu emisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) atau Pasal 7, untuk kegiatan tersebut berlaku baku mutu emisi sebagaimana yang dipersyaratkan oleh AMDAL atau rekomendasi UKL dan UPL.
Pasal 9
(1)
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal kecuali PLTP wajib :
a.
membuang emisi gas melalui cerobong yang dilengkapi dengan sarana pendukung pengambilan sample dan alat pengaman sesuai peraturan perundang-undangan;
b.
melakukan pengelolaan emisi sehingga mutu emisi yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu emisi yang telah ditetapkan;
c.
memasang alat Continuous Emission Monitoring System (CEMS) pada cerobong dengan beban pencemaran tertinggi, yang dihitung pada tahap awal perecanaan pemasangan, dan beroperasi secara terus menerus, untuk pembangkit berbahan bakar fosil dengan kapasitas di atas 25 MW yang dibangun sebelum diberlakukannya Peraturan Menteri ini;
d.
memasang alat Continuous Emission Monitoring System (CEMS) pada pembangkit berbahan bakar fosil dengan kapasitas diatas 25 MW atau kapasitas kurang dari 25 MW dengan kandungan Sulfur dalam bahan bakar lebih dari 2% dan beroperasi secara terus-menerus yang dibangun sesudah diberlakukannya Peraturan Menteri ini;
e.
mengukur parameter SO2, NOX, Opasitas, O2, CO dan lajur alir serta menghitung CO2 dan total partikulat bagi pengukuran emisi dengan Continuous Emission Monitoring System (CEMS);
f.
melakukan pengukuran parameter SO2, NOX, total partikulat, opasitas, laju alir dan O2 secara manual bagi cerobong lainnya yang tidak dipasang CEMS oleh laboratorium terakreditasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan;
g.
menghitung beban emisi parameter SO2, NOX, total partikulat, dan CO2 setiap satuan produksi listrik yang dihasilkan dan melaporkannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
h.
melaporkan hasil pemantauan dan pengukuran sesuai format laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Menteri ini setiap 6 (enam) bulan sekali untuk pengukuran secara manual kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada gubernur dan Menteri;
i.
melaporkan hasil pemantauan dan pengukuran sesuai format laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan Menteri ini setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk pengukuran CEMS kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada gubernur dan Menteri;
j.
memiliki system jaminan mutu (Quality Assurance) dan pengendalian mutu (Quality Control) untuk pengoperasian CEMS dan perhitungan beban emisi parameter SO2, NOX, total partikulat, dan CO2;
k.
melaporkan terjadinya kondisi tidak normal atau darurat dalam jangka waktu paling lama 7 x 24 jam kepada Menteri dan instansi teknis terkait;
l.
menangani kondisi tidak normal atau kondisi darurat sebagaimana dimaksud pada huruf k dengan menjalankan prosedur penanganan yang telah ditetapkan, sehingga tidak membahayakan keselamatan dan Kesehatan manusia, serta tidak menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan.
| Translation - Japanese 火力発電所のための企業および/または活動のための不動源による排出品質基準に関する
環境大臣省令2008年21号
第1条
本規則での定義 :
1項
火力発電所とは、固体、液体、気体、および/または固体、液体、気体、地熱蒸気の混合物の燃料を使用して電気を生成する活動である。
3項
ガス式電気センター(以下PLTGと略す)とは、燃料として油やガスを使って、燃焼からガスを発生させ、発電機で一軸のタービンを動かして発電する活動である。
7項
計画とは、企業の物理的な建設および/または発電活動を実施するために設計するプロセスである。
第3条
火力発電所のすべての企業および/または活動は、火力発電所のための企業および/または活動のための非移動源による排出品質基準に準拠する義務がある。
第4条
(1)
第3条で意味する火力発電所の企業および/または活動に関する不動源排出品質基準は、以下のもので構成されている。
b.
添付II Aおよび添付II Bに記載されているPLTG企業および/または活動に関する不動源排品質出基準。
(2)
(1)で意味する添付資料は、本規則に不可欠なものである。
第5条
第4条(1)項に意味する火力発電の企業および/または活動については、
c.
計画及び操業が本規則の制定後に実施される場合は、添付Bに記載されている排出品質基準に準ずる。
第6条
(1)項
正常の場合であれば、本規則の添付に記載されている排出品質基準を常に超えてはならない。
(2)
継続的排出監視システム(CEMS)設置された煙突を使用する企業や火力発電所の活動の場合の排出品質基準は、稼働期間3か月間の日平均データより5%まで超えることが可能である。
第8条
環境影響分析(AMDAL)調査の結果、または企業や火力発電所の活動に対する環境管理の取り組み(UKL)および環境モニタリングの取り組み(UPL)推薦によると、第4条1項または第7条で参照される排出基準よりも厳しい排出基準が要求される場合は、それを適用する。
第9条
(1) 項
PLTP(火力発電所)を除く事業および/または発電所の責任者は、以下の義務を負う。
a.
法規制に則り、サンプリング用の設備と安全装置を備えた煙突を通してガスを排出します。
b.
大気中に放出される排出が規定された排出基準を超えないように管理する。
c.
設置計画の初期段階で計算され、この省令が制定される前に建設された25 MW以上で継続的に操業する化石燃料発電所は、汚染負荷が最も高い煙突に継続的排出監視システム(CEMS)を設置する;
d.
この省令が制定された後に建設された25 MW以上または25MW以下であっても燃料に2%硫黄を含んでいる場合、それから継続的に操業する化石燃料発電所は、継続的排出監視システム(CEMS)を設置する;
e.
連続排出監視システム(CEMS)を使用して、SO2、NOX、不透明度、O2、および流量のパラメータを測定し、排出量を測定するためのCO2と総粒子を計算する。
f.
継続的排出監視システム(CEMS)が設置されていない煙突では最低6か月に1回、認定された研究機関でSO2、NOX、総粒子、不透明度、流量、O2を測定する。
g.
生成された発電ユニットごとにSO2、NOX、総粒子、CO2の排出負荷パラメータを算出し、1年に1回報告する。
h.
本大臣令の添付資料VIIに記載されている報告形式に従い、観察及び研究機関での測定の結果を、6か月毎に県知事または市長に報告する(州知事及び大臣に複写提出)。
i.
本大臣令の添付資料VIIIに記載されている報告形式に従い、観察と継続的排出監視システム(CEMS)での測定の結果を、3か月毎に県知事または市長に報告する(州知事及び大臣に複写提出)。
j.
継続的排出監視システム(CEMS)の操作とSO2、NOX、総粒子、CO2の排出負荷パラメータを測定するために品質保証と品質管理システムを有する。
k.
最大7 x 24時間以内に異常または緊急の状況を大臣及び関連機関に報告する。
l.
kで意味する異常又は緊急の状況が人的被害や環境汚染被害を引き起こさないように決められた手順で対応する。
|